Kamis, 20 Maret 2014

Ini 8 Tokoh yang Dinilai Cocok Dampingi Jokowi di Pilpres


Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) memberikan keterangan kepada wartawan di Balaikota Jakarta, Senin (17/3/2014). Jokowi masih menjalani fungsinya sebagai Gubernur setelah ditunjuk oleh Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri menjadi calon presiden dari PDIP.

Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens menilai, ada delapan tokoh yang cocok untuk menjadi calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo (Jokowi) untuk Pilpres 2014. Boni lantas menilainya melalui tujuh aspek, yakni kesamaan visi-misi, rekam jejak bersih, tegas dan berani, pekerja keras, dominan atau tidak terhadap Jokowi, mendapat dukungan publik, serta, terakhir, mendapat dukungan dari Jokowi sendiri.

Tokoh pertama yang dinilai cocok untuk mendampingi Jokowi adalah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad. Menurut Boni, Abraham merupakan tokoh yang bersih dan jujur. Abraham juga dinilainya sebagai tokoh yang tegas dan berani.

"Sudah terbukti, Abraham sukses memimpin KPK. Satu-satunya kekurangan Abraham, dia tidak mempunyai partai politik," kata Boni dalam diskusi bertajuk "Siapa Figur Ideal Pendamping Jokowi" di Gallery Cafe, Cikini, Jakarta, Kamis (20/3/2014).

Tokoh kedua yang dinilai pantas adalah Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. Boni menilai Surya Paloh sebagai tokoh yang nasionalis dan mempunyai visi ke depan. Hanya, Boni khawatir dengan senioritasnya di dunia politik. Surya akan bersikap dominan jika menjadi cawapres Jokowi.

"Bukan tidak mungkin nanti justru Surya yang akan memegang kendali," ujar dia.

Tokoh ketiga adalah mantan Menteri Koordinator Perekonomian, Rizal Ramli. Menurut Boni, Rizal adalah tokoh pejuang yang setia mengkritik pemerintahan. Rizal selama bertahun-tahun telah menjadi oposisi pemerintah, meskipun tanpa partai.

"Dia sekarang juga sudah menyatakan siap maju dengan ikut konvensi rakyat," ujar Boni.

Tokoh keempat, calon presiden dari Konvensi Partai Demokrat, Ali Masykur Musa. Menurut Boni, Ali adalah tokoh muda Nahdlatul Ulama yang punya kesamaan hal dengan presiden keempat Indonesia, Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

"Pluralitasnya tidak perlu diragukan lagi. Hanya, sayangnya, dia kurang mempunyai popularitas," ujar Boni.

Tokoh kelima adalah calon wakil presiden dari Partai Hanura, Harry Tanoesoedibjo. Menurut Boni, Harry adalah tokoh pengusaha yang cukup sukses pada usianya yang masih muda. Kemungkinan Harry untuk lepas dari Partai Hanura dan Wiranto, sebagai pasangan calon presiden, juga masih cukup besar.

"Dia ini kan baru masuk Hanura. Dia tidak benar-benar ada pada posisi penting di sana, meskipun uang Hanura kemungkinan dari dia," ujarnya.

Selanjutnya adalah calon presiden dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Mahfud MD. Boni menilai bahwa Mahfud adalah sosok yang bersih jika melihat rekam jejaknya ketika menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi (MK). "Tapi sayangnya, sampai saat ini dia masih belum punya parpol," kata Boni.

Tokoh ketujuh adalah Jenderal (Purn) TNI Ryamizard Ryacudu. Menurut Boni, Ryamizard adalah tokoh yang tegas dan memiliki rekam jejak yang baik sebagai tokoh militer. "Ini akan menjadi perpaduan yang pas kalau ingin memasangkan Jokowi yang sipil, dengan militer," tambah Boni.

Tokoh terakhir adalah calon presiden dari PKB, Jusuf Kalla. Boni mengatakan, Kalla saat ini memang disebut-sebut sebagai sosok yang potensial untuk mendampingi Jokowi. Namun, Boni juga mengkhawatirkan bahwa sosok Kalla yang sudah senior justru akan membuatnya bersikap dominan terhadap Jokowi.

"Belum lagi, dia ini kan pengusaha, punya usaha macam-macam. Nantinya justru yang ditakutkan akan conflict of interest," pungkas Boni.

Sumber : kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar