Senin, 27 Oktober 2014

Perang Meme, Menteri Nyentrik Susi vs Elite Pakar Kampus

Perang Meme, Menteri Nyentrik Susi vs Elite Pakar Kampus | Fiskal.co.id

Sumber Foto: id.facebook


"Jangan lari lari bu." Ujar presiden Joko "Jokowi" Widodo saat memperkenalkan sosok yang asing tak asing di Masyarakat, yakni Susi Pudjiastuti. Rumornya sebagai menteri memang sudah tersebar luas, posisi nya sebagai apa khalayak belum bisa memastikannya. 

sampai akhirnya Presiden Jokowi memperkenalkannya sebagai Menteri Kelautan Perikanan? Khalayak pun terperanjat, seorang aviator menjadi menteri perikanan? Bagaimana bisa? 

Kejutan tidak sampai di titik itu, Susi selesai pengumuman menteri bagai magnet menyedot para jurnalis yang hendak mewawancari, apalagi kalau bukan isu tentang dirinya yang "tidak berpendidikan" formal.

Susi menjawabnya dengan non verbal, dia merokok, kebanyakan wartawan jungkir balik, bahkan menjungkirkan cara mereka menangkap fakta di depan matanya melalui pemberitaan yang penuh tendensi. 

Sosok Susi dan latar belakangnya tidak lagi menarik minat, yang paling penting adalah sensasinya. Sensasi seorang Susi yang cuek, dan berkesan hantam kromo membuatnya menjadi bintang media.

Gelombang reaksi selanjutnya, tentu saja para netizen di dunia media sosial. Mereka yang digelari sebagai ciitizen pers mulai "meng-edit-torial" sosok Susi. 

Hasilnya perang Meme. 

Saat pakar pakar yang diwawancari media mapan seperti Kompas, skeptis kepada Susi termasuk Muslim Muin dari ITB, yang katanya Susi adalah pilihan gagal dari Jokowi.

"Pengangkatan Susi sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan menandakan Jokowi tidak paham laut. Cita-cita dia, Indonesia jadi poros maritim dunia, tidak akan tercapai," jelas Muslim.

Netizen membela Susi, dengan memberikan gambaran meme yang unik unik, misalkan kepada mereka yang memandang terlalu kaku mengenai karakter sopan dan penuh etika, dengan menghadirkan gambar Ratu Atut.

Adapula yang positif, misalnya



Dukungan pada susi juga menampilkan banyak testimoni tentang tangguhnya wanita bersuara serak berat ini, misalkan jurnalis kawakan, Satrio Arismunandar mengisahkan kembali Susi yang heroik di Meulaboh, dan ringan tangan, serta dermawan menolong pengungsi asal Aceh.

Akan tetapi, tidak melulu positif, ada meme juga yang membandingkan Susi sebagai sosok yang salah kaprah bahkan menunjukkan sikap abai pemerintah pada tokoh tokoh dari golongan tertentu. Misalkan meme ini,



Dari apa yang kami baca, perang Meme tentang sosok kontroversial dan juga inspirasional Susi Pudjiastuti akan semakin meningkat -bahkan barangkali hingga Susi melepas jabatannya.

Bahkan ada pula yang membelanya dari fanspage Jonru, yang mengkritik bahwa pengangkatan Susi hanya karena aksi balas budi Jokowi pernah memanfaatkan pelayanan Susi Air.



Susi memang bukan sosok untuk layar kaca yang dibentuk agar menarik penuh rasa hormat dan krama. Dia adalah garis depan dari sektor yang paling sering merugi di Indonesia. Paling bermasalah, karena under fishing dan over fishing yang tata kelola nya tidak pernah jelas. 

Bisakah kenyentrikan Susi membungkam para kritikusnya, dan tentu saja memenangkan satu lini meme, yakni para fans dadakannya? Dan bukankah Presiden Jokowi sendiri memperlihatkan pada khalayak sebelumnya bahwa Susi termasuk sosok "pelari"? Semangat bu Susi.


Sumber

Rabu, 22 Oktober 2014

Maskapai Segera Menaikkan Tarif Tiket Pesawat


SHUTTERSTOCK Tiket pesawat.

Maskapai penerbangan kini bernafas lega. Kementerian Perhubungan menerbitkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 51/2014 tentang Mekanisme Formulasi Perhitungan dan Penetapan Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri yang mulai berlaku bulan ini.

Tarif batas ini sudah memperhitungkan kenaikan harga. Seperti asumsi harga avtur sebesar Rp 12.000 per liter dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat sebesar Rp 13.000.

Arif Wibowo, Direktur Utama PT Citilink Indonesia memastikan pihaknya segera memberlakukan tarif anyar ini. "Kami segera keluarkan tarif baru menyesuaikan aturan tarif batas atas dalam waktu dekat. Kami sedang susun juklaknya," katanya kepada KONTAN, Rabu (22/10/2014).

Arif sangat antusias dengan terbitnya aturan ini. Kekapan sayap bisnis anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk ini bisa sedikit bernafas lantaran tidak terlalu tertekan kondisi fluktuasi rupiah dan kenaikan harga avtur.

Namun, maskapai domestik masih sulit untuk bisa mencapai kinerja cemerlang. Pasalnya, kondisi makro ekonomi Indonesia masih belum stabil. Tapi cukup membantu saat musim liburan. "Bisnis akan tetap tumbuh tapi tidak sesuai ekspektasi," timpal dia.

Sriwijaya Air juga sumringah.  Senior Manager Corporate Communication Sriwijaya Air, Agus Soedjono mengatakan beleid ini tersebut bersifat permanen dan menggantikan aturan kenaikan temporer (surcharge) seperti yang diterapkan maskapai sebelumnya.

Agus bilang sebetulnya beleid ini merupakan permintaan dari maskapai penerbangan yang dibawa ke Asosiasi Penerbangan Nasional (INACA) untuk disampaikan ke pemerintah. Soalnya, harga tiket yang diberlakukan saat ini sudah tidak bisa menutup biaya opersional maskapai yang sebagian besar berbentuk dollar AS. "Klausal ini keluar akibat biaya tinggi," katanya ke KONTAN.

Sriwijaya sendiri bakal mengerek tarif sesuai ketentuan tarif batas atas mulai per 1 November nanti. Agus pun tidak khawatir kenaikan tarif ini bisa berdampak ke kinerja perusahaan lantaran konsumen sudah memahami kondisi bisnis ini.

Garuda Indonesia juga siap mengerek tarif. Menurut Pujobroto, President Corporate Communication PT Garuda Indonesia Tbk, yang terjadi bukan kenaikan tiket tapi ada ruang lebih bagi Garuda untuk mengerek tarif.

Sumber: kompas.com

Pengamat: Cerdas, Jokowi Pakai KPK untuk Coret Calon Menteri Bermasalah


Presiden Joko Widodo memberikan konferensi pers di halaman belakang komplek istana, Jakarta, Rabu (22/10/2014). Jokowi-JK belum mengumumkan nama-nama menteri yang akan mengisi kabinet dalam pemerintahan mereka nanti.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai memiliki strategi khusus di balik permintaan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk menelusuri rekam jejak para calon menteri.

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menilai, Jokowi sengaja menggunakan dua lembaga tersebut untuk menyingkirkan calon menteri yang sejak awal sudah diketahui bermasalah. Dengan begitu, Jokowi tak harus mengotori tangannya sendiri saat mencoret nama menteri.

"Jadi, kan yang nyoret bukan kemauan Jokowi toh," kata Hendri kepada Kompas.com, Kamis (23/10/2014) pagi.

Hendri menilai, strategi yang digunakan Jokowi itu sangat cerdas. Hal tersebut, lanjut dia, sekaligus membuktikan bahwa Jokowi tak mau tersandera kepentingan partai-partai politik pendukungnya.

"Jokowi orang yang cerdas dan tidak mudah menjadi presiden sekaligus petugas partai. Oleh karena itu, dia perlu alat bantu untuk seleksi menteri sehingga bila calon menteri dari partai ada yang bermasalah, bukan dia yang katakan bersalah," ujar Hendri.

"Goal akhirnya, ujung-ujungnya KPK dan PPATK merekomendasikan calon menteri yang bersih," tambahnya.

Jokowi mengaku ada delapan nama yang tak boleh dipilih sebagai menteri berdasarkan rekomendasi KPK dan PPATK. Namun, Jokowi tak mau mengungkap siapa saja mereka. Presiden secara khusus meminta media untuk tidak menebak-nebak kedelapan calon menteri yang tidak bisa diangkat itu.

Hingga saat ini, Jokowi masih memanggil sejumlah tokoh ke Istana. Belum diketahui kapan susunan kabinet akan diumumkan.

Sumber: kompas.com

Minggu, 19 Oktober 2014

Inilah Pidato Perdana Jokowi Sebagai Presiden RI


Presiden ke-7 RI Joko Widodo mendapat ucapan selamat saat keluar dari Ruang Rapat Paripurna I, Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin (20/10/2014). Hari ini, Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK), dilantik menjadi presiden dan wakil presiden RI untuk periode jabatan 2014-2019.

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam Damai Sejahtera untuk kita semua,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya

Yang saya hormati, para Pimpinan dan seluruh anggota MPR,
Yang saya hormati, Wakil Presiden Republik Indonesia,
Yang saya hormati, Bapak Prof Dr. BJ Habibie, Presiden Republik Indonesia ke 3, Ibu Megawati Soekarnoputri, Presiden Republik Indonesia ke-5, Bapak Try Sutrisno, Wakil Presiden Republik Indonesia ke-6, Bapak Hamzah Haz, Wakil Presiden Republik Indonesia ke-9, Yang saya hormati, Bapak Prof. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono Presiden Republik Indonesia ke-6, Bapak Prof Dr Boediono, Wakil Presiden Republik Indonesia ke-11,

Yang saya hormati, ibu Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid,
Yang saya hormati, rekan dan sahabat baik saya, Bapak Prabowo Subianto. Yang saya hormati Bapak Hatta Rajasa
Yang saya hormati, para pimpinan lembaga-lembaga tinggi negara,
Yang saya hormati dan saya muliakan, kepala negara dan pemerintahan serta utusan khusus dari negara-negara sahabat,
Para tamu, undangan yang saya hormati,
Saudara-saudara sebangsa, setanah air,
Hadirin yang saya muliakan,

Baru saja kami mengucapkan sumpah, sumpah itu memiliki makna spritual yang dalam, yang menegaskan komitmen untuk bekerja keras mencapai kehendak kita bersama sebagai bangsa yang besar.

Kini saatnya, kita menyatukan hati dan tangan. Kini saatnya, bersama-sama melanjutkan ujian sejarah berikutnya yang maha berat, yakni mencapai dan mewujudkan Indonesia yang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Saya yakin tugas sejarah yang berat itu akan bisa kita pikul bersama dengan persatuan, gotong royong dan kerja keras. Persatuan dan gotong royong adalah syarat bagi kita untuk menjadi bangsa besar. Kita tidak akan pernah besar jika terjebak dalam keterbelahan dan keterpecahan. Dan, kita tidak pernah betul-betul merdeka tanpa kerja keras.

Pemerintahan yang saya pimpin akan bekerja untuk memastikan setiap rakyat di seluruh pelosok tanah air, merasakan kehadiran pelayanan pemerintahan. Saya juga mengajak seluruh lembaga Negara untuk bekerja dengan semangat yang sama dalam menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing. Saya yakin, Negara ini akan semakin kuat dan berwibawa jika semua lembaga negara bekerja memanggul mandat yang telah diberikan oleh Konstitusi.

Kepada para nelayan, buruh, petani, pedagang bakso, pedagang asongan, sopir, akademisi, guru, TNI, POLRI, pengusaha dan kalangan profesional, saya menyerukan untuk bekerja keras, bahu membahu, bergotong rotong. Inilah, momen sejarah bagi kita semua untuk bergerak bersama untuk bekerja…bekerja… dan bekerja Kita juga ingin hadir di antara bangsa-bangsa dengan kehormatan, dengan martabat, dengan harga diri. Kita ingin menjadi bangsa yang bisa menyusun peradabannya sendiri. Bangsa besar yang kreatif yang bisa ikut menyumbangkan keluhuran bagi peradaban global.

Kita harus bekerja dengan sekeras-kerasnya untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim. Samudra, laut, selat dan teluk adalah masa depan peradaban kita. Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudra, memunggungi selat dan teluk.

Kini saatnya kita mengembalikan semuanya sehingga Jalesveva Jayamahe, di Laut justru kita jaya, sebagai semboyan nenek moyang kita di masa lalu, bisa kembali membahana.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,

Kerja besar membangun bangsa tidak mungkin dilakukan sendiri oleh Presiden, Wakil Presiden ataupun jajaran Pemerintahan yang saya pimpin, tetapi membutuhkan topangan kekuatan kolektif yang merupakan kesatuan seluruh bangsa.

Lima tahun ke depan menjadi momentum pertaruhan kita sebagai bangsa merdeka. Oleh sebab itu, kerja, kerja, dan kerja adalah yang utama. Saya yakin, dengan kerja keras dan gotong royong, kita akan akan mampu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, meningkatkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air
Atas nama rakyat dan pemerintah Indonesia, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Yang Mulia kepala negara dan pemerintahan serta utusan khusus dari negara-negara sahabat.

Saya ingin menegaskan, di bawah pemerintahan saya, Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, sebagai negara kepulauan, dan sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, akan terus menjalankan politik luar negeri bebas-aktif, yang diabdikan untuk kepentingan nasional, dan ikut serta dalam menciptakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Pada kesempatan yang bersejarah ini, perkenankan saya, atas nama pribadi, atas nama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dan atas nama bangsa Indonesia menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak Prof. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono dan Bapak Prof. Dr. Boediono yang telah memimpin penyelenggaraan pemerintahan selama lima tahun terakhir.

Hadirian yang saya muliakan,

Mengakhiri pidato ini, saya mengajak saudara-saudara sebangsa dan setanah air untuk mengingat satu hal yang pernah disampaikan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia, Bung Karno, bahwa untuk membangun Indonesia menjadi negara besar, negara kuat, negara makmur, negara damai, kita harus memiliki jiwa cakrawarti samudera; jiwa pelaut yang berani mengarungi gelombang dan hempasan ombak yang menggulung.

Sebagai nahkoda yang dipercaya oleh rakyat, saya mengajak semua warga bangsa untuk naik ke atas kapal Republik Indonesia dan berlayar bersama menuju Indonesia Raya. Kita akan kembangkan layar yang kuat. Kita akan hadapi semua badai dan gelombang samudera dengan kekuatan kita sendiri. Saya akan berdiri di bawah kehendak rakyat dan Konstitusi. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa merestui upaya kita bersama.

Merdeka !!!
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Semoga Tuhan memberkati,
Om Shanti Shanti Shanti Om,
Namo Buddhaya

Inilah Pidato Perdana Jokowi sebagai Presiden ke-7 RI



Presiden ke-7 RI Joko Widodo mendapat ucapan selamat saat keluar dari Ruang Rapat Paripurna I, Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin (20/10/2014). Hari ini, Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK), dilantik menjadi presiden dan wakil presiden RI untuk periode jabatan 2014-2019.

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam Damai Sejahtera untuk kita semua,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya

Yang saya hormati, para Pimpinan dan seluruh anggota MPR,
Yang saya hormati, Wakil Presiden Republik Indonesia,
Yang saya hormati, Bapak Prof Dr. BJ Habibie, Presiden Republik Indonesia ke 3, Ibu Megawati Soekarnoputri, Presiden Republik Indonesia ke-5, Bapak Try Sutrisno, Wakil Presiden Republik Indonesia ke-6, Bapak Hamzah Haz, Wakil Presiden Republik Indonesia ke-9, Yang saya hormati, Bapak Prof. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono Presiden Republik Indonesia ke-6, Bapak Prof Dr Boediono, Wakil Presiden Republik Indonesia ke-11,

Yang saya hormati, ibu Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid,
Yang saya hormati, rekan dan sahabat baik saya, Bapak Prabowo Subianto. Yang saya hormati Bapak Hatta Rajasa
Yang saya hormati, para pimpinan lembaga-lembaga tinggi negara,
Yang saya hormati dan saya muliakan, kepala negara dan pemerintahan serta utusan khusus dari negara-negara sahabat,
Para tamu, undangan yang saya hormati,
Saudara-saudara sebangsa, setanah air,
Hadirin yang saya muliakan,

Baru saja kami mengucapkan sumpah, sumpah itu memiliki makna spritual yang dalam, yang menegaskan komitmen untuk bekerja keras mencapai kehendak kita bersama sebagai bangsa yang besar.

Kini saatnya, kita menyatukan hati dan tangan. Kini saatnya, bersama-sama melanjutkan ujian sejarah berikutnya yang maha berat, yakni mencapai dan mewujudkan Indonesia yang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Saya yakin tugas sejarah yang berat itu akan bisa kita pikul bersama dengan persatuan, gotong royong dan kerja keras. Persatuan dan gotong royong adalah syarat bagi kita untuk menjadi bangsa besar. Kita tidak akan pernah besar jika terjebak dalam keterbelahan dan keterpecahan. Dan, kita tidak pernah betul-betul merdeka tanpa kerja keras.

Pemerintahan yang saya pimpin akan bekerja untuk memastikan setiap rakyat di seluruh pelosok tanah air, merasakan kehadiran pelayanan pemerintahan. Saya juga mengajak seluruh lembaga Negara untuk bekerja dengan semangat yang sama dalam menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing. Saya yakin, Negara ini akan semakin kuat dan berwibawa jika semua lembaga negara bekerja memanggul mandat yang telah diberikan oleh Konstitusi.

Kepada para nelayan, buruh, petani, pedagang bakso, pedagang asongan, sopir, akademisi, guru, TNI, POLRI, pengusaha dan kalangan profesional, saya menyerukan untuk bekerja keras, bahu membahu, bergotong rotong. Inilah, momen sejarah bagi kita semua untuk bergerak bersama untuk bekerja…bekerja… dan bekerja Kita juga ingin hadir di antara bangsa-bangsa dengan kehormatan, dengan martabat, dengan harga diri. Kita ingin menjadi bangsa yang bisa menyusun peradabannya sendiri. Bangsa besar yang kreatif yang bisa ikut menyumbangkan keluhuran bagi peradaban global.

Kita harus bekerja dengan sekeras-kerasnya untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim. Samudra, laut, selat dan teluk adalah masa depan peradaban kita. Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudra, memunggungi selat dan teluk.

Kini saatnya kita mengembalikan semuanya sehingga Jalesveva Jayamahe, di Laut justru kita jaya, sebagai semboyan nenek moyang kita di masa lalu, bisa kembali membahana.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,

Kerja besar membangun bangsa tidak mungkin dilakukan sendiri oleh Presiden, Wakil Presiden ataupun jajaran Pemerintahan yang saya pimpin, tetapi membutuhkan topangan kekuatan kolektif yang merupakan kesatuan seluruh bangsa.

Lima tahun ke depan menjadi momentum pertaruhan kita sebagai bangsa merdeka. Oleh sebab itu, kerja, kerja, dan kerja adalah yang utama. Saya yakin, dengan kerja keras dan gotong royong, kita akan akan mampu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, meningkatkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air
Atas nama rakyat dan pemerintah Indonesia, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Yang Mulia kepala negara dan pemerintahan serta utusan khusus dari negara-negara sahabat.

Saya ingin menegaskan, di bawah pemerintahan saya, Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, sebagai negara kepulauan, dan sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, akan terus menjalankan politik luar negeri bebas-aktif, yang diabdikan untuk kepentingan nasional, dan ikut serta dalam menciptakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Pada kesempatan yang bersejarah ini, perkenankan saya, atas nama pribadi, atas nama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dan atas nama bangsa Indonesia menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak Prof. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono dan Bapak Prof. Dr. Boediono yang telah memimpin penyelenggaraan pemerintahan selama lima tahun terakhir.

Hadirian yang saya muliakan,

Mengakhiri pidato ini, saya mengajak saudara-saudara sebangsa dan setanah air untuk mengingat satu hal yang pernah disampaikan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia, Bung Karno, bahwa untuk membangun Indonesia menjadi negara besar, negara kuat, negara makmur, negara damai, kita harus memiliki jiwa cakrawarti samudera; jiwa pelaut yang berani mengarungi gelombang dan hempasan ombak yang menggulung.

Sebagai nahkoda yang dipercaya oleh rakyat, saya mengajak semua warga bangsa untuk naik ke atas kapal Republik Indonesia dan berlayar bersama menuju Indonesia Raya. Kita akan kembangkan layar yang kuat. Kita akan hadapi semua badai dan gelombang samudera dengan kekuatan kita sendiri. Saya akan berdiri di bawah kehendak rakyat dan Konstitusi. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa merestui upaya kita bersama.

Merdeka !!!
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Semoga Tuhan memberkati,
Om Shanti Shanti Shanti Om,
Namo Buddhaya

Sah! Jokowi Jadi Presiden dan Bertukar Kursi dengan SBY

Wakil Presiden Boediono, wakil presiden terpilih Jusuf Kalla, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, dan presiden terpilih Joko Widodo (kiri-kanan) melambaikan tangan ke arah wartawan jelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI di Ruang Paripurna I Gedung Nusantara Kompleks Parlemen, Senin (20/10/2014).

Joko Widodo dan Jusuf Kalla resmi menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI 2014-2019. Begitu usai membacakan sumpah dan menandatangani berita acara, Jokowi bertukar tempat duduk dengan Susilo Bambang Yudhoyono. Begitu pula Jusuf Kalla, ia bertukar posisi duduk dengan Boediono.

Jokowi dan SBY duduk bersebelahan di bagian kanan podium Ruang Paripurna I Gedung Nusantara Kompleks Parlemen, tempat pelantikan itu berlangsung. SBY duduk di sebelah kanan dan Jokowi di sebelah kiri. Begitu pula Boediono dan Jusuf Kalla. Jusuf Kalla duduk di samping kiri panggung, Boediono duduk di kanan.

Tepat pukul 10.20 WIB, Jokowi membacakan sumpah presiden dan disusul pembacaan sumpah oleh JK. Setelah itu, Jokowi-JK menandatangani berita acara pelantikan presiden-wakil presiden.

Selanjutnya, Jokowi dan JK kembali ke kursi utama. SBY yang saat itu sudah tidak menjabat presiden berdiri dan pindah posisi duduk di sebelah kiri sambil menyilakan Jokowi duduk di kursi di sebelahnya. Begitu pula Boediono bergantian duduk di sebelah kiri.

Prosesi itu mendapat sambutan meriah dari hadirin yang datang ke acara tersebut. Ketika SBY dan Jokowi berpelukan, hadirin bertepuk tangan selama beberapa detik. Sambutan itu terus berlanjut hingga keduanya berdiri cukup lama.

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada Presiden-Wakil Presiden dan semua pihak lantaran pergantian peralihan presiden-wapres berjalan dengan lancar.

Zulkifli kemudian meminta kepada semua hadirin untuk memberikan tepuk tangan bagi Jokowi-JK dan SBY-Boediono yang telah melakukan peralihan kursi kepresidenan dan wakil presidenan secara khidmat dan damai.

Sumber: kompas.com

Senin, 13 Oktober 2014

Ketika Macet dan Panas di Bekasi Menjadi Bahan Candaan di Media Sosial

image


Bekasi tengah menjadi bahan candaan di media sosial. Soal cuaca yang panas, dan kemacetan di jam pulang kerja menuju Bekasi dari Jakarta menjadi pemicunya. Tapi orang-orang Bekasi juga yang memulai.

Tak heran kalau di media sosial di twitter dan path banyak yang meme yakni foto yang dikombinasikan untuk membuat lelucon bermunculan soal Bekasi. Soal lokasi dan posisi Bekasi menjadi guyonan.

Pada Kamis (9/10) malam saja, kata Bekasi menjadi trending topic di twitter, karena guyonan itu.

image


Soal isu macet parah di Bekasi ini, menurut seorang warga Affan Majid, Jumat (10/10/2014) sebenarnya dimulai sejak lusa lalu. Pada Rabu ada kecelakaan di kawasan Bekasi Barat dan perbaikan jalan hingga macet parah menuju Bekasi.

Kemudian pada Kamis, ada kecelakaan di sekitar Halim sebelum Cikunir, plus perbaikan jalan alhasil menuju Bekasi butuh ekstra waktu tambahan.

image

image

image

image


Banyak warga Bekasi mengeluh, untuk pulang ke Bekasi lebih lama satu hingga satu setengah jam dari hari biasanya.

"Ya terus jadi ramai itu soal Bekasi, tapi sekarang ke Bekasi memang lebih parah macetnya, mau lewat JORR atau Tol Dalam Kota," tambah Affan.

image

image

image

image

image

image

image

image

image

Kembali soal ramai di media sosial itu, tak hanya menyambar soal Bekasi, wilayah di pinggiran Jakarta juga ikut menjadi candaan. Depok saja misalnya, guyonan 'pergi gelap pulang gelap' juga ramai disebar.

Tapi yang namanya guyonan ya sekedar guyonan saja. Banyak juga yang terpingkal-pingkal dengan kreativitas candaan macetnya dan panasnya Bekasi ini.

Bagaimana menurut Anda warga Bekasi?

Sumber: detik.com



Kamis, 09 Oktober 2014

Wow, Lukisan Gua di Maros Sulsel Lebih Tua Dibanding di Eropa


Para ilmuwan menemukan sejumlah lukisan kuno di beberapa gua di kawasan pedesaan Maros, Sulawesi Selatan.
Para ilmuwan menemukan sejumlah lukisan kuno di beberapa gua di kawasan pedesaan Maros, Sulawesi Selatan.

Lukisan gua di beberapa gua di Maros, Pangkep, Sulawesi Selatan menggemparkan dunia ilmu pengetahuan internasional. Lukisan cap tangan dan babi hutan itu ternyata setelah diteliti umur pembuatannya mencapai 39,9 ribu tahun yang lalu (tyl) dan 35 ribu tyl. Ini menempatkan lukisan cap tangan di Maros sebagai salah satu lukisan gua paling tua yang pernah dibuat manusia.

Dalam rilis pers yang diterima Republika, Kamis (9/10), Pusat Arkeologi Nasional menjelaskan hasil penelitian gabungan antara peneliti Indonesia dan Australia di Maros memberikan implikasi sangat besar terhadap pemahaman evolus manusia. Terutama yang berkaitan dengan pola perilaku manusia di masa lalu.

"Besar kemungkinan bahwa lukisan dinding gua telah muncul dan berkembang ketika manusia modern awal telah menyebar dari Afrika, termasuk Eropa dan Asia Tenggara," demikian rilis pers Pusarnas.

Ini karena tadinya sebelum penelitian di Maros, arkeolog pada umumnya menganggap lukisan gua di Eropa sebagai satu-satunya yang tertua di dunia. Arkeolog tidak menyangka akan muncul lukisan gua tertua lainnya di luar Eropa, apalagi berasal dari daerah tropis seperti Indonesia.

Tapi penelitian kerjasama antara Pusat Arkeologi Nasional (Indonesia), Universitas Wollongong dan Universitas Griffith (Australia), Balai Peninggalan Cagar Budaya Makasar dan Balai Arkeologi Makasar, telah memberikan sebuah pemahaman baru mengenai umur lukisan dinding gua di Sulawesi Selatan.

Hasil pertanggalan terhadap "lukisan dinding gua" pada situs-situs arkeologi di Maros, Sulawesi Selatan, menunjukkan umur yang tidak jauh berbeda dengan yang ditemukan di Eropa, yaitu minimal sekitar 40 ribu tyl.

"Ini memberikan gambaran bahwa manusia modern awal yang telah menghuni kawasan Sulawesi Selatan telah mengenal seni cadas (rock art) sebagaimana yang terjadi di Eropa pada waktu yang hampir bersamaan," demikian penjelasan Pusarnas.

Berdasarkan data yang ada, sejauh ini para arkeolog di dunia beranggapan bahwa lukisan dinding gua muncul pertama kali di Eropa.

Hal itu didukung oleh penemuan lukisan sederhana (non-figurative) di situs El Castillo, Spanyol yang berumur sekitar 41 ribu tyl.

Sementara di Maros, dalam periode yang hampir sama yaitu 39,9 ribu tyl, manusia Sulawesi sudah melukis secara figuratif yaitu cap tangan dan hewan seperti babi dan anoa.

Hasil penelitian yang menggemparkan ini telah dimuat di majalah jurnal ilmiah bergengsi internasional, Nature. Nature bahkan menempatkan hasil penelitian ini di halaman muka majalah mereka dan memberi halaman khusus.

Sumber: http://nasional.republika.co.id

Permintaan Maaf Pemimpin Masjid Agung kepada Jemaat Gereja Tuai Simpati


Peserta sholat Idul Adha di Masjid Agung Malang meluber sampai di depan Gereja GPIB Immanuel.

Permintaan maaf pimpinan Masjid Agung di Kota Malang kepada jemaat Gereja Protestan Indonesia di bagian Barat (GPIB) Immanuel terkait kegiatan shalat Idul Adha yang menyebabkan jadwal kebaktian tertunda, mengundang simpati warga melalui jejaring sosial.

Gelombang simpati itu muncul setelah stasiun radio "Suara Surabaya" memuat berita soal permintaan maaf itu di laman Facebook, Twitter dan portal resminya, Minggu (5/10/2014) lalu. Lebih dari 34.000 pengguna Facebook menyatakan like (suka), dan berita ini telah disebar sebanyak 2.776 hingga Kamis (9/10/2014) malam.

Sementara, foto yang menggambarkan aktivitas shalat Idul Adha dengan latar belakang gereja- mendapat  2.000 komentar yang sebagian besar menyatakan simpati atas sikap toleran pimpinan dua tempat ibadah yang letaknya tidak berjauhan itu.

Masjid Agung, yang merupakan masjid berukuran besar dan tertua di Kota Malang, letaknya sekitar 200 meter dari GPIB Immanuel, yang juga salah satu gereja tertua di kota itu.

"Indahnya kebersamaan, bisa saling mengerti dan memahami walaupun berbeda agama," tulis salah-seorang warga. Komentar senada juga diungkapkan para pembaca lainnya.

Ada pula yang berkomentar pendek: "Terima kasih teman-teman, Kristen..." dan banyak pula yang bersimpati sikap pimpinan masjid yang bersedia meminta maaf.

Sebagian berkomentar bahwa toleransi seperti ini sudah dipraktekkan di daerahnya, namun ada yang berharap ini bisa dicontoh di tempat lain di Indonesia. Hanya sedikit yang antipati atau sinis terhadap isi berita tersebut.

Meminta maaf
Seperti shalat Idul Fitri atau Idul Adha pada tahun-tahun sebelumnya, jumlah peserta ibadah di Masjid Agung mencapai 35.000, sehingga meluber sampai ke depan GPIB Immanuel. Akibatnya, jika waktu ibadahnya digelar secara bersamaan, maka salah-satu pihak harus menunda acara ibadahnya, terutama jemaat gereja.

Hal ini terulang saat shalat Idul Adha pada Minggu (5/10/2014) lalu. Namun, kali ini pimpinan Masjid Agung menyatakan permintaan maaf. "Saya mengucapkan terima kasih kepada gereja dan meminta maaf karena kebaktiannya ditunda," kata Ketua takmir Masjid Agung, Zainuddin Muchit, Kamis (9/10/2014).

Zainuddin sebelumnya sudah mengutarakan permintaan maaf itu di hadapan jemaat shalat Idul Adha. Menurut dia, permintaan maaf kepada jemaat gereja itu harus dilakukan, karena dia membayangkan penundaan tersebut akan menganggu jadwal para jemaat gereja tersebut.

"Biasanya kebaktian jam 6 dan 7 pagi, dan sekarang harus ditunda pukul 9 pagi, padahal mungkin setelah itu mereka ada acara lain dan janjian dengan orang lain," kata Zainuddin.

Sementara, Pendeta GPIB Immanuel, Emmawati Balue mengaku sejak awal sudah mengetahui bahwa jadwal ibadah mereka akan berbarengan. "Jadi kami otomatis agar ibadah pagi diatur, waktunya disesuaikan lagi. Kami sebelumnya sudah beritahu umat," kata Emmawati.

Bertetangga lebih seratus tahun
Sebagai tetangga, menurut Zainuddin dan Emmawati, sikap saling menenggang rasa dan menghormati seperti itu sudah dilakukan sejak lama dan tidak pernah menjadi masalah. "Kami itu bertetangga sudah lebih dari seratus tahun," kata Zainuddin.

"Dalam ajaran Islam, walaupun ada perbedaan agama, tetangga itu harus dihormati," kata Zainuddin yang telah aktif di masjid itu sejak tahun 1980-an.

Sementara, Emmawati Balue mengatakan, mereka selama ini selalu berhubungan baik dengan pimpinan masjid tersebut. "Karena kami menyadari kita' kan ibarat rumah, kita bertetangga bersebelah rumah," kata Emmawati.

"Buat saya, itulah kebahagiaan yang bisa kita bagi sebagai sesama anak bangsa," tambahnya.

Bahkan, apabila pihak gereja Immanuel menggelar ibadah yang dihadiri jemaat yang jumlahnya besar, mereka dapat memarkir mobil atau motor hingga di sekitar Masjid Agung. "Juga menjelang perayaan Natal, teman-teman pengurus masjid, atau remaja masjidnya, ikut menjaga keamanan gereja," ungkap dia.

Sumber: kompas.com