Senin, 28 Agustus 2017
Puisi Romantis Bapak Jusuf Kalla tentang Perjuangan Mendapat Cinta Mufidah
Kamis, 24 Agustus 2017
M. Jusuf. Panglima Dari Bugis , Kesayangan Para Prajurit, Berani Menggebrak Meja di Depan Soeharto
Sebagai Panglima ABRI, Jusuf yang rajin menyambangi bawahan menjadi populer di kalangan prajurit ABRI. Bahkan, ia kerap memberi kenaikan pangkat langsung di lapangan. Hal ini menimbulkan isu bahwa Jusuf hendak menggantikan Soeharto sebagai presiden.
Suatu kali, Soeharto mengumpulkan jenderal-jenderalnya. Ada Menteri Dalam Negeri Amir Machmud, Menteri Sekretaris Negara Sudharmono, serta Asisten Intel Hankam Leonardus Benjamin Moerdani. Menanggapi tuduhan itu, dalam pertemuannya dengan Soeharto itu, Jusuf menggebrak meja.
"Bohong! Itu tidak benar semua! Saya ini diminta untuk jadi Menhankam/Pangab karena perintah Bapak Presiden. Saya ini orang Bugis. Jadi saya sendiri tidak tahu arti kata kemanunggalan yang bahasa Jawa itu. Tapi saya laksanakan tugas itu sebaik-baiknya tanpa tujuan apa-apa," kata Jusuf seperti dicatat dalam biografi M. Jusuf yang ditulis Atmadji Sumarkidjo, Jenderal M Jusuf: Panglima Para Prajurit (2006).
Semua yang hadir terkejut dan terdiam. Sebelumnya, tak pernah ada yang berani menggebrak meja di hadapan Presiden Soeharto. Pertemuan itu pun dibubarkan.
Pernah ada kejadian, Jusuf dapat surat dari seorang perwira (Mayor X) pada 26 Februari 1983. Jusuf yang kenal dengan sang pengirim surat enggan membeberkan identitasnya. Kala itu, Jusuf akan digantikan oleh Moerdani menjadi panglima dan perwira ini tidak suka kepada Moerdani.
"Saat ini adalah detik-detik bersejarah. Bapak terpanggil untuk menyelamatkan negara. Bapak jangan goyah. Demi TNI kita yang tercinta kalau berdiri teguh sekarang—pasti menang," tulis Mayor X. Jusuf akhirnya bertemu dengan mayor tersebut di sebuah tangsi sekitar Jakarta Timur.
Di tangsi itu, Jusuf "menemui sejumlah perwira menengah yang telah dikumpulkan Mayor X tadi. Di sana ia mampu menunjukkan kewibawaannya dan meminta mereka tidak melakukan perlawanan atau gerakan lain yang bisa merusak jatidiri TNI," tulis Atmadji Sumarkidjo.
"Aku paham jiwa-jiwa mereka yang memprotes atau kecewa karena rupanya mereka juga mendengar rencana pergantian Menhankam/Pangab," kata Jusuf dalam buku yang ditulis Atmadji. "Tetapi dalam sejarah dan budaya TNI tidak mengenal istilah protes, memberontak atau membangkang perintah."
Mereka pun menurut pada Jusuf. Setelah tak jadi menteri dan panglima, Jusuf menjadi anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sejak 1983 hingga 1993.
Jadi Tentara Karena Revolusi dan Keterusan
Tak seperti orang Jawa, Minahasa, dan Ambon, tak banyak orang Bugis yang menjadi serdadu KNIL. Memang ada segelintir orang Bugis yang menjadi kombatan, tapi kebanyakan pantang jadi serdadu. Revolusi kemerdekaanlah yang membuat M. Jusuf jadi tentara, seperti halnya Wolter Mongisidi atau Emmy Saelan. Nama terakhir adalah kakak dari mantan kapten tim nasional sepakbola Indonesia dan juga kakak dari istri kedua Jusuf di kemudian hari, Elly Saelan.Beruntung, Andi Gappa, abangnya yang anggota Parlemen dari Negara Indonesia Timur (NIT), mengurus pembebasannya. Setelah bebas, dia kembali ke Yogyakarta, dan sempat jadi ajudan Kahar Muzakkar. Ketika itu, pangkat pemuda yang pernah sekolah di Hollandsche Inlandsche School (HIS) Watampone ini adalah kapten. Menjelang Belanda angkat kaki, Jusuf mengikuti latihan Corps Polisi Militer pada 1949. Sebelum revolusi betul-betul kelar, laki-laki dengan nama asli Andi Mo'mang ini disuruh kawin.
"Menurut AM Fatwa, seorang sepupu Jusuf, Kaharlah yang mendesak Jusuf untuk segera kawin," tulis Salim Said dalam Menyaksikan 30 Tahun Pemerintahan Otorites Soeharto (2016). Masih menurut Salim, kawan seperjuangan yang sama-sama berasal dari Sulawesi Selatan, Andi Mattalata—yang kemudian hari jadi Panglima di Sulawesi Selatan juga seperti Jusuf—bertindak sebagai pemimpin panitia perkawinan Jusuf.
Jusuf menikahi Maesaroh, yang merupakan cicit dari pendiri Muhammadiyah Ahmad Dahlan. Dari pernikahan itu, Jusuf memperoleh satu anak perempuan tapi berakhir dengan perceraian. Jusuf kemudian menikah lagi dengan Elly Saelan hingga akhir hayatnya pada 2004 itu. Dari ikatan itu, ia beroleh satu anak, Jaury Jusuf Putra, yang meninggal ketika masih bocah.
Selama di Yogyakarta, Jusuf mulai dikenal Sukarno. Bersama mertuanya, Jusuf sering mendatangi Istana Gedung Agung Yogyakarta, tempat tinggal Presiden Sukarno sebagai kala itu. Menurut Andi Mattalata dalam memoarnya Meniti Siri' dan harga Diri (2003), "perangai Kapten Andi Mo'mang sopan dan halus, sangat menarik simpati Presiden. Akhirnya, Kapten Andi Mo'mang dianggap sebagai anak tertua dari Bung Karno."
Setelah terlibat dalam ekspedisi militer ke Indonesia Timur, Jusuf menginjakkan lagi tanah leluhurnya, Sulawesi Selatan. Dengan pangkat kapten, dia melanjutkan karier militernya meski Belanda sudah angkat kaki. Dia berdinas di Sulawesi Selatan yang penuh gejolak pemberontakan yang dilakukan bekas atasannya, Kahar Muzakkar. Dia sempat juga jadi Komandan Resimen Infantri (RI) ke-24 di Manado.
Namanya pun tercatat sebagai penandatangan Piagam Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) pada 1957. Namun, dia tak ikut arus pemberontakan. Dia hanya berpikir sebagai tentara: melaksanakan apa yang ditugaskan oleh atasan dan ikut kata pemerintah. "Karir Jusuf menanjak ketika teman-temannya di Permesta akhirnya menjadi pemberontak yang ditumpas TNI," tulis Salim Said.
Akhirnya, Jusuf menjadi Panglima Kodam di Sulawesi Selatan dengan pangkat kolonel. Hampir lima tahun dia menjadi Panglima Kodam dengan masalah berat yang sulit diatasi pendahulu-pendahulunya sebagai panglima di daerah itu: meredakan pemberontakan Kahar Muzakkar. Di masanya, berkat bantuan pasukan pemukul dari Kodam Siliwangi, Kahar Muzakkar berhasil ditembak mati oleh para prajurit maung pada 3 Februari 1965.
Beberapa bulan kemudian, setelah Kahar tertembak, Jusuf ditarik Sukarno menjadi Menteri Perindustrian Ringan. Sampai 14 tahun kemudian, dia tak berkarier di militer meski pangkatnya terus naik. Sebagai menteri, pangkatnya menjadi Brigadir Jenderal. Ketika Sukarno jatuh, dia termasuk jenderal yang menemui sang presiden bersama Basuki Rahmad dan Amir Machmud.
Mereka bertiga menjadi tokoh penting di balik Surat Perintah 11 Maret 1965 (Supersemar). Setelahnya, dia terus jadi menteri sampai gebrakan tangannya di meja Soeharto.
Selasa, 22 Agustus 2017
Ini Syarat untuk Timnas Indonesia U-22 saat Jumpa Kamboja Agar Lolos ke Semifinal?
Tim nasional Indonesia U-22 meraih hasil imbang tanpa gol ketika berhadapan dengan Vietnam di laga keempat putaran grup B SEA Games 2017.
Bertanding di Stadion Selayang, Batu Caves, Selangor Selasa (22/8/2017) malam, kedua tim berbagi satu poin dengan hasil akhir 0-0.
Hasil ini membuat Indonesia ada di peringkat tiga klasemen dengan raihan 8 poin dalam empat laga.
Sementara Vietnam masih memimpin klasemen dengan raihan 10 poin, diikuti oleh Thailand dengan poin yang sama berkat kemenangan 2-0 atas Filipina.
Vietnam unggul agresivitas gol sebanyak 11 gol, dibandingkan dengan Thailand yang hanya 6 gol.
Jika ingin lolos ke semifinal, Indonesia harus meraih kemenangan minimal 3-0 saat melawan Kamboja di partai akhir. Tak peduli dengan hasil laga antara Vietnam melawan Thailand.
Mengacu pada regulasi agresivitas gol, tiga gol Indonesia ke gawang Kamboja kelak akan membuat Garuda memiliki total agresivitas gol sebanyak 7. Itu lebih baik dari Thailand, jika mereka bermain imbang dari Vietnam di laga terakhir.
Kemenangan dengan skor berapapun juga bisa membawa Indonesia lolos, namun dengan catatan harus ada pemenang di laga Vietnam dan Thailand.
Hasil imbang apalagi kekalahan saat melawan Kamboja di partai akhir, membuat Indonesia harus melupakan medali di SEA Games kali ini.
Rabu, 09 Agustus 2017
Lagu Despacito Ala Santri #AyoMondok Jadi Viral, Ini Dia Profil Boy Bandnya
Tiba-tiba Netizen dikejutkan viral Lagu Ayo Mondok versi Despacito Ala Santi. Dalam hitungan menit, lagu itu telah tersebar di berbagai WA Group, tak sebatas netizen santri dan pesantren, tapi hingga ramai di jagat sosial media.
Ini linknya: https://www.youtube.com/watch?v=6xASFIze6Xw
Menara Band jadi tenar di netizen dengan aransemen despacito dengan syair yang unik full kehidupan dan keseharian di pondok pesantren. Siapa mereka? Sebuah Boy Band santri yang terdiri dari Iwan Sanjaya, Ade Abdul Fattah, Makhreza Ahmad Faisal dan Faisal Hamzah Fansuri dan Achmad Syarif Hidayatulloh sebagai Pencipta lagu sekaligus penangungg jawab Menara Band.
Mereka awalnya 'hanyalah' Band lokal, lebih tepatnya band intern Pondok Pesantren Fajar Dunia, sebuah pesantren di kawasan Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.
"Diberi nama Menara Band, karena nama pesantren kami adalah Fajar Dunia dan ikonnya menara di pesantren kami, tingginya hingga 25 meter," ungkap Syarif Hidayatullah, penanggung jawab Band sekaligus admin instagram @jamistirahatsantri yang pertama kali mengungah karya ini di. Media sosial.
Menurut Syarif, Band ini terbentuk sejak 2015 lalu, berawal dari iseng dan hobi wali asrama dan santri-ngabdi di pesantren.
Pesantren Fajar Dunia sendiri diasuh oleh KH. Abu Arif Muhammad Achsan, Lc., M.A, yang merupakan alumni. PP Assiddiqiyah, Jakarta asuhan KH Nur Muhammad Iskandar. Tercatat sebagai
Pembina Yayasan Pesantren Fajar Dunia adalah almarhum KH Slamet Efendy Yusuf, wakil Ketua Umum PBNU hingga wafat dua tahun lalu.
Syarif mengisahkan, Niat awal mereka dipicu oleh fakta bahwa lagu Despacito --yang secara arti sangatlah vulgar-- sedang booming di masyarakat. Demam spacito bukan hanya melanda orang dewasa, tetapi sudah merambah anak-anak. "Melihat ini, saya mencoba untuk me-remake, recover lirik despacito yang lebih positif, mengambil tema pesantren dan kehidupan santri agar menjadi syiar dan promosi pesantren," sambungnya.
Pemilihan tema Ayo mondok dalam syair itu, menurut Syarif, karena mereka saat ini masih mengabdi di pesantren dan berharap semua anak indonesia menghabiskan masa remajanya di pesantren. Lewat lagu ini, mereka ingin berbagi pengalaman tentang Pesantren saat ini yang sungguh berbeda dengan jaman dulu.
"Kini pesantren lebih modern, kami diajarkan bagaimana mempunyai impian apapun tapi jiwanya harus santri, berpikiran intelektual dan modern sesuai jaman, tapi hati tetap santri," tandasnya.
Proses kreatif lagu ini, sambung Syarif, sudah sejak ramadhan lalu dimulai. Mereka terkendala Lirik hip-hop dan nge-beat yang agak susah dipadukan dalam harmoni nada dan lagu serta secara estetika harus berakhiran kata yang sama. Karena itu, proses penyusunan lagu baru rampung 30 Juli kemarin, 1 agustus proses rekaman, dan pada 3 Agustus diupload via Akun Instagram @jamistirahatsantri yang juga baru dibuat serta dibroadcast ke group-group WhatsApp.
"Sungguh, kami gak menyangka akhirnya bisa seviral ini," aku Syarif pada tim media #AyoMondok.
Syarif berterima Kasih pada netizen yang mengapresisasi karya Menara Band. "Perjuangan berat kami saat rekaman mulai jam 6 petang sampai jam 1 dinihari terbayar sudah oleh apresiasi Netizen," tegas Syarif sambil mengabarkan video klip lagu ini sedang dalam proses produksi dan akan segera diunggah ke media sosial.
Koordinator Gerakan Nasional Ayo Mondok, RMI NU, KH Lukman Harits Dimyati menyambut baik inisiatif lagu Ayo Mondok versi despacito ini. "Luar biasa, mereka bisa jadi duta untuk menyampaikan pesan pesantren pada kalangan muda dengan bahasa dan gaya anak muda pula. Ini keren dan luar biasa, Terima Kasih kami untuk Menara Band, " imbuhnya.
Sumber : https://www.arrahmah.co.id/2017/08/lagu-despacito-ala-santri-ayomondok.html
Kamis, 03 Agustus 2017
10 Sifat Istri Yang Membuat Rezeki Suami Mengalir Deras
Selasa, 01 Agustus 2017
Kereeen ....Ini Lirik Nasionalis 'Despacito' Prajurit TNI yang Videonya Viral
'Despacito' adalah lagu yang dinyanyikan oleh Luis Fonsi, rapper Daddy Yankee, dan menggandeng Justin Bieber. Saat ini Despacito merupakan lagu yang paling banyak di-streaming di dunia.
Di tangan prajurit TNI, lirik Despacito diubah menjadi berbahasa Indonesia. Dia membahas soal sumpah pemuda dan mengingatkan bahwa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku dan agama namun tetap sama.
Video tersebut diunggah di akun YouTube Puspen TNI dan dibagikan oleh akun Twitter Pusat Penerangan TNI yang terverifikasi. Saat dilihat detikcom pada Rabu (2/8/2017), video berjudul 'Jeritan Hati TNI' itu sudah dilihat 615 kali.
<iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/A5lPURZH2lo" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>
Berikut lirik lengkap 'Despacito' versi prajurit TNI:
Hei
para pemuda pemudi Indonesia
marilah kita saling menjaga
janganlah kita saling menghina
sesama umat beragama
Dulu
tekad pemuda pemudi Indonesia
untuk mewujudkan sumpah pemuda
agar tercipta hidup damai sentosa
Uyeah
berbangsa satu bangsa Indonesia
bertanah air satu Indonesia
berbahasa satu bahasa Indonesia
Indonesia
itulah nama negara kita
negara yang selalu kita bangga
yang selalu penuh dengan cinta
Indonesia
berbagai macam suku dan agama
kita berbeda tapi tetap sama
karena kita bhinneka tunggal ika
mari marilah kita saling menjaga
antarumat beragama
karena kita bersaudara
jangan janganlah kita saling menghina
sesama anak bangsa
karena kita Indonesia
Indonesia....